Namun, di Cirebon, Jawa Barat ada satu tempat usaha bernama Mburi Umah yaitu kedai kopi yang justru berdiri tersembunyi di halaman belakang rumah di kawasan Tukmudal, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.
Jika dilihat dari lokasinya, bisa dibilang akan jarang ada orang yang lewat atau mengetahui keberadaan kedai kopi tersebut. Sebab, lokasinya benar-benar berada di lingkungan rumah pribadi sang pemilik.
Meski begitu, siapa sangka jika kedai kopi milik Sampriatna yang lokasinya berada di tempat tersembunyi ini, ternyata beromzet hingga belasan juta rupiah setiap bulannya.
Sesuai dengan lokasinya, kedai kopi milik Sampriatna (30), kedai kopi Mburi Umah diambil dari bahasa Jawa yang artinya adalah di belakang rumah.
Kedai kopi tersebut menyediakan berbagai macam produk minuman. Mulai dari berbagai menu minuman kopi, teh dan lain-lain. Sementara untuk makanan atau cemilannya, kedai kopi ini juga menyediakan menu ayam, kentang, cireng dan beberapa menu lainnya.
Jika konsumen datang langsung, kedai kopi milik Sam sebenarnya tempat yang cukup cozy untuk bersantai. Khususnya saat sore hari. Di sekeliling kedai terdapat banyak koleksi tanaman hias milik Sam yang membuat suasana menjadi lebih nyaman.
Harganya pun terbilang murah. Untuk secangkir kopi dingin atau hangat, pengunjung hanya perlu membayar Rp 15 ribu. Selain itu ada banyak jenis minuman dan makanan di tempat ini.
Saat berbincang dengan detikJabar, Sampriatna menuturkan awal mula mendirikan kedai kopi tersebut. Menurut dia, munculnya ide untuk mendirikan kedai kopi ini berangkat dari hobinya yang suka jajan. Dan kebetulan, dia juga memiliki lahan kosong yang lokasinya berada di halaman belakang rumah.
"Awal mula saya memutuskan membuka kedai ini, pertama memang saya orangnya suka jajan dan kebetulan saya punya lahan kosong yang ada di belakang rumah. Akhirnya ya saya buka kedai ini," kata Sam sapaan akrabnya, belum lama ini.
Hingga saat ini, kedai kopi milik Sam telah berjalan selama kurang lebih lima bulan. Meski lokasinya tersembunyi, namun dari kedai kopi ini, Sam mengaku bisa meraup omzet hingga sekitar Rp 12 juta - Rp 15 juta setiap bulannya.
Sejak pertama kali membuka tempat usahanya, Sam mengaku sangat jarang melayani konsumen yang datang secara langsung. Sebab, produk-produk makanan dan minuman yang tersedia di kedai kopi miliknya memang lebih banyak dijual secara online melalui berbagai macam aplikasi e-commerce.
"Memang kita lebih banyak menjual produk makanan dan minuman secara online. Kalau yang datang langsung, paling konsumen-konsumen yang repeat order (membeli lagi)," kata dia. (iqk/iqk)